Wednesday, July 25, 2018

PR Jangan Bebani Siswa, Mendikbud Minta Guru Kembangkan Belajar Tuntas

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengimbau guru untuk mengkaji lagi fungsi pemberian pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. Mendikbud minta agar PR yang diberikan guru tidak menjadi beban bagi siswa. Guru juga harus mengembangkan cara belajar yang tuntas, serta memberikan PR sesuai dengan kebutuhan, dan tidak selalu dikaitkan dengan mata pelajaran.

"Misalnya PR itu seperti yang dianjurkan oleh Pak Presiden (Joko Widodo). PRnya kalau di rumah itu ya membantu orang tua, atau menjenguk teman yang sakit," ujar Mendikbud di Jakarta, Jumat (20/7/2018). Menurutnya, jika guru merasa harus memberikan PR untuk siswa, maka PR tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Baca selengkapnya di: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/pr-jangan-bebani-siswa-mendikbud-minta-guru-kembangkan-belajar-tuntas

Wednesday, July 18, 2018

Call for papers Hikamuna: Jurnal Pengkajian Hukum Islam

Call for papers
Hikamuna: Jurnal Pengkajian Hukum Islam
Tema: 
1. Penguatan Keluarga Islam (vol 2 no 1 2018)
2. Pengembangan Ekonomi Islam (vol 2 no 2 2018)
Artikel ditulis dgn font *time new roman, size 12, 15-20 halaman & spasi 1,5*.
E-Jurnal Hikamuna

Link Hikamuna di Moraref,

Link Hikamuna di Journal Factor


link Hikamuna di ESJI Index


link Hikamuna di Google Scholar

Sunday, July 15, 2018

Belajar dari 'Anak Nakal' Bernama Zohri

Oleh : Mohammad Azhar *

Pencapaian gemilang Lalu Muhammad Zohri di nomor 100 meter, Kejuaraan Dunia Lari U20 di Finlandia mengingatkan kita tentang beberapa hal penting yang mungkin perlu kita luruskan kembali. Tentang sekolah dan pengajaran.

Salah satu fakta menarik yang saya catat dari Zohri adalah orang bisa dengan mudah terkecoh menafsirkan talenta seperti Zohri, sebagai anak nakal di sekolah.

Padahal, remaja seperti Zohri tidaklah nakal. Ia hanya tidak dilahirkan ke dunia untuk duduk lama di ruang kelas, sambil menyimak guru mengajar. Sudah terlalu lama sistim pengajaran yang kita terapkan di sekolah, justru menjadi semacam penjara bagi talenta-talenta yang tidak biasa.

Bagaimana mungkin, seseorang bisa duduk tenang di sekolah sementara di bawah sana, dua kakinya selalu berontak ingin berlari?

Maka wajar jika Zohri sering bolos sekolah. Wajar pula jika nilai pelajarannya nol, seperti kata salah seorang rekan sekolahnya. Yang tidak wajar adalah, jika guru-guru sekolahnya menyerah menghadapi anak-anak seperti Zohri. Memvonisnya sebagai anak yang malas sekolah, supaya tidak repot mencari asal muasal kemalasannya.

Melihat fenomena yang demikian, kita memaklumi jika beberapa hari lalu Ibu Menteri Keuangan, Sri Mulyani sempat misuh-misuh melihat kinerja oknum guru yang sudah disejahterakan negara, tapi masih buruk kinerja mendidiknya.

Tapi, untungnya tidak semua guru demikian. Masih ada guru-guru seperti Ibu Rosidah, guru olahraga Zohri yang jeli melihat sisi lain kepribadiannya tersebut.

Oleh Ibu Rosidah, Zohri untuk pertama kalinya dipertemukan dengan dunianya. Ia dilatih dua pekan untuk mengikuti Kejurda atletik Remaja di Mataram tahun 2015. Dan benar saja, kalau kamu melatih citah berlari, ia akan segera mengantongi prestasi demi prestasi. Di debutnya itu, Zohri langsung memborong dua emas di nomor 100 meter dan 200 meter.

Zohri menjadi semacam eksperimentasi sukses tentang mengelola anak yang bermasalah dengan prestasi akademis. Mulai hari ini, para guru di sekolah yang menangani remaja nakal perlu mengeluarkan lebih banyak energi untuk mengetahui problematika individual anak didik.

Fenomena anak bolos sekolah, kini tidak boleh lagi ditafsirkan dalam batasan hitam putih. Sebab, pemicu bolos tidak selalu hitam putih. Ia bersifat kompleks. Bolos tidak selalu berarti nakal. Nilai jelek juga, tidak berarti anak itu pemalas. 

Bolos bisa saja merepresentasikan teknik pemberontakan terselubung dari naluri dasar seorang peserta didik. Bolos ditempuh sebagai pelarian, karena sang anak gagal membaur dengan topik-topik yang memang tidak disenanginya. Tidak semua orang menyukai biologi, matematika, fisika atau kimia. 

Waktu SMA, saya punya beberapa teman yang hobi musik. Ketika bersama gitar, mereka bisa berubah menjadi disiplin latihan, tekun belajar sekaligus kreatif mencipta. Tapi sekolah memaksa anak-anak dengan kecenderungan seperti ini menghabiskan banyak waktunya untuk belajar hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mereka butuhkan.

Bagaimana mungkin seorang anak bisa bagus nilai biologinya, sementara di dalam kepalanya selalu terdengar lengkingan gitar Steve Vai?

Oya, sebagian kawan saya juga sangat menyukai sepak bola. Tapi, sistem pendidikan kita, memaksa mereka untuk menghabiskan berjam-jam dari masa produktif mereka untuk menekuni literatur-literatur yang jauh dari sepak bola.

Lalu, ketika Timnas U-19 Indonesia kemarin takluk dari Malaysia, kita kembali mengajukan pertanyaan klasik. Kenapa sih, dari 261 juta rakyat Indonesia, kita masih kesulitan mencari 11 pemain bola yang hebat?

Saya kira, salah satu jawabannya, karena tidak semua anak Indonesia yang berbakat main bola, berhasil menemukan sepak bola. Seperti halnya Zohri menemukan lari. (*)

* Warga NTB

#lalumuhammadzohri
#timnas
#sekolah

Saturday, July 14, 2018

Download Gratis Aplikasi Android (apk) Media Pembelajaran Matematika

Bagi yang punya kenalan siswa SMA/SMK sederajat, guru matematika atau guru les matematika bisa download gratis aplikasi Android (apk) yang berisi materi lengkap matematika SMA/SMK sederajat berdasarkan kurikulum nasional revisi terbaru. Tidak hanya materi namun juga contoh soal yang runtut berdasarkan kelas.

Silahkan di download di play store pada link 


Manfaat apk ini diantaranya.
1. Bagi siswa: Dapat sebagai media pembelajaran matematika secara mandiri

2. Bagi Guru: Dapat dijadikan Guru sebagai sumber pembelajaran di sekolah atau sebagai pengingat materi.

3. Bagi Praktisi Pendidikan matematika (Tutor Bimbingan Belajar): Sebagai sarana untuk membantu siswa les dalam belajar matematika.

4. Bagi yang menyebarkan: insya Allah mendapatkan pahala karena berbagi pengetahuan yang bermanfaat.

Tolong disebarkan pesan ini, semoga bisa menjadi ladang pahala ilmu buat kita semua. Aamiin.

100 METER TO CHANGE YOUR LIFE

Video kemenangan Zohri menjadi viral. Banyak orang menaruh simpati melihat dia sendirian merayakan kemenangannya. Tanpa ofisial. Tanpa suporter. Tanpa bendera. Sedih dan gembira berebut menguasai hati kita. 

Dalam hitungan jam, video rumah Zohri di Lombok juga viral. Netizen semakin teriris hatinya. Rumah itu terlalu sederhana untuk Zohri. Pemuda 18 tahun yang baru saja merebut gelar juara dunia. Prestasi yang belum pernah dicapai siapa pun di Indonesia.

Lalu nasib berubah begitu saja. Sangat singkat. Ada perguruan tinggi yang menawarkan kuliah tanpa biaya. Ada perusahaan yang berjanji akan menghadiahkannya rumah. Kemenpora berniat memberi bonus Rp 250 juta. Menteri PU sudah diperintahkan presiden untuk merenovasi rumahnya. Dalam waktu dekat dia juga akan diundang ke istana.

Kita tidak perlu memaki-maki kenapa dia bisa sendirian di sana? Kemana perginya para ofisial saat dia mencapai garis finish? Siapa yang bertanggung jawab menyediakan bendera. Kita tidak perlu menghujat kok bisa rumahnya begitu sederhana? Apa kerjanya kemenpora? Tidak adakah perhatian barang sedikit saja? Tidak perlu.

Untuk apa kita menyalahkan orang lain? Saat Zohri berlaga kita juga terlalu sibuk memantau piala dunia. Kita baru tersadar setelah membaca beritanya. Mari kita lihat sisi baiknya saja. Zohri sudah menjadi juara dunia. Perhatian berlebih sudah diperolehnya. Presiden dan seluruh rakyat Indonesia ikut menikmati keharuman negeri ini. Keharuman yang bersumber dari prestasinya. 

Memang begitulah Tuhan bekerja. Selalu misterius. Sulit dipahami. Tapi kita percaya itulah yang terbaik bagi kita. Kalau Zohri hidup berkecukupan, kalau dia mendapat perhatian besar sejak awal, kalau semua fasilitas yang dia butuhkan semuanya ada, bisa jadi malah akan menjadi beban. Mungkin memang begitulah cara Tuhan membekalinya motivasi. 

Zohri sudah mengajari kita. Keterbatasan bisa dikonversi menjadi enerji yang tak terbendung. Eksistensi tidak datang dari kata-kata. Eksistensi selalu hadir karena prestasi. Zohri telah membuktikannya. Dia telah membuka mata kita. Lari 100 M telah mengubah hidupnya.

Zohri masih punya tugas berat. Asian games sudah semakin dekat. Daripada sibuk melontarkan kata-kata negatif di social media. mari kita doakan Zohri kembali mengukir prestasi di Asian games nanti. 

Ucapan selamat masih berlanjut. Tanpa henti. Datangnya dari seluruh penjuru negeri. Semoga Zohri tidak terlena. Tetap rendah hati. Tetap waspada. Tidak kehilangan motivasi. Kadang pujian  bertubi-tubi bisa berubah menjadi racun yang menggeragoti prestasi. Apalagi ucapan selamat yang diembel-embeli dengan logo partai di tengahnya. Ah..kampret kalian!

@Budiman Hakim

Singkronisasi Aplikasi Dapodik

Yth. Bapak/Ibu

Kepala SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB Operator Dapodik SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB
di Seluruh Indonesia

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada saat ini kita memasuki Tahun Ajaran Baru 2018/2019, dimana terjadi proses kelulusan siswa, proses kenaikan tingkat dan juga proses penerimaan siswa baru. Semua proses periodikal yang dilaksanakan tersebut juga harus diikuti dengan pemutakhiran data pada sistem pendataan Dapodik.

Pergantian tahun ajaran baru juga merupakan momen penting bagi pendataan Dapodik, dikarenakan secara teknis juga akan dilakukan pembaruan terhadap aplikasi Dapodikdasmen. Pembaruan Aplikasi Dapodikdasmen senantiasa dilakukan untuk mengakomodir adanya kebijakan, perubahan regulasi maupun perkembangan akan kebutuhan data. Maka saat ini Setditjen Dikdasmen sedang menyiapkan Aplikasi Dapodikdasmen versi baru untuk digunakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2018/2019.

Sejalan menunggu dirilisnya Aplikasi Dapodikdasmen versi baru tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para Operator Dapodik sebagai berikut :

1. Sinkronisasi Aplikasi Dapodikdasmen Versi 2018 b Dapat Dilakukan Sampai Dengan Tanggal 15 Juli 2018

Operator Dapodik agar segera menyelesaikan input dan pemutakhiran data untuk semester 2 Tahun Ajaran 2017/2018  dan melakukan sinkronisasi sebelum tanggal 15 Juli 2018 pukul 23.59 WIB.

2. Server Dapodikdasmen akan OFF Mulai Tanggal 16 Juli 2018

Sehubungan akan dilakukannya maintenance rutin pada Server Dapodikdasmen, maka mulai tanggal 16 Juli 2018 pukul 00.00 WIB sekolah *TIDAK DIIZINKAN* melakukan sinkronisasi.

3. Proses Kelulusan dan Input Data Siswa Baru dilakukan pada Aplikasi Dapodikdasmen Versi Baru

Pada saat ini tengah dilakukan pengujian Aplikasi Dapodikdasmen versi baru yang dipersiapkan untuk pemutakhiran data di Tahun Ajaran 2018/2019. Untuk memudahkan proses periodikal berupa proses meluluskan siswa Tahun Ajaran 2017/2018 (kelas 6, 9, dan 12) dapat dilakukan pada Aplikasi Dapodikdasmen versi baru nanti.  Demikian halnya dengan proses kenaikan kelas,  dan proses memasukkan data siswa baru Tahun Ajaran 2018/2019 dilakukan setelah versi baru ini dirilis.

4. Tunggu Pengumuman Resmi Rilis Aplikasi Dapodikdasmen Versi Baru

Aplikasi Dapodikdasmen versi baru akan dirilis dalam waktu dekat ini dan akan diumumkan secara resmi pada laman: http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id . Dengan dirilisnya versi baru ini sekaligus menandai mulai beroperasinya server Dapodikdasmen secara normal dan proses sinkronisasi dengan menggunakan Aplikasi Dapodikdasmen Versi baru dapat dilakukan. 

Demikian informasi yang kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Salam Satu Data,
Admin Dapodikdasmen

Thursday, July 12, 2018

PEMBELAJARAN ABAD 21, LITERASI, DAN HOTS

Prof. Dr.  Baidhowi
Hasil #menemubaling (74 paragraf dalam 45 menit)



*CITA-CITA SEKOLAH LAGI*

Saya ingin bercerita sedikit. Tahun 80 saya mendapat beasiswa dari Japan Foundation untuk kuliah di Australia. Semula dijinkan. Tetapi pada saat mau berangkat pimpinan tahu-tahu menolak. Saya harus bantu-bantu pimpinan.  Oleh pimpina  dikatakan bahwa saya itu sudah doktor walaupun doktor andus. Jadi mau cari apa lagi. Saya mengalah dan terpaksa menyimpan cita-cita saya untuk sekolah lagi. 

Tahun  '90 saya  ijin kuliah tertulis. Ini karena pengalaman ijin lisan biasanya tahu-tahu ditolak.  Saya sudah diterima kuliah dan mulai perkuliahan.  Karena jabatan saya  sebagai Kabag Perencanaan sangat vital, ketika sudah berangkat kuliah dan tidak ada di kantor, saya ternyata dicari Pak Mentri. Akhirnya pak Mentri marah dan sekali lagi saya gagal melanjutkan sekolah.

Tahun '96 saya dipercayakan untuk mengelola tugas belajar. "Kamu saya jadikan sekretaris Dirjen. Ini perintah," kata pak Dirjen. Karena perintah, saya sebenarnya  tidak enak karena dikira saya yang meminta jabatan.
Direkturnya dulu Pak Budiono. Semua pejabat hampir semuanya S2 dan S3. Maksud saya master dan doktor, sementara saya masih S1 sendiri. Saya tetap tidak kehilangan semangat untuk melanjutkan sekolah.

Saat itu saya benar-benar berhasil  kuliah S2. Saya mengambil jurusan Administrasi Publik. Alhamdulillah dua tahun kelar. Akhirnya suatu ketika harus  gladi bersih,  terus hari Minggunya itu wisudanya. Saat persiapan wisuda  saya juga sedang mendampingi Bank Dunia yang ada di Indonesia. Programnya  lesson study yang digagas oleh orang-orang Jepang dan dipraktekkan di Manado. 

Kami Makan ikan sebanyak-banyaknya selama 2 hari di sana. Pada saat itu kami  pulang dengan  pesawat yang tidak terlalu besar. Saat pesawat mau mendarat  kurang lima belas menit, diumumkan Roda tidak bisa keluar sehingga pesawat harus muter-muter di atas laut untuk menghabiskan bahan bakar. Itu berlangsung sampai hampit dua jam. 

Semua orang ketakutan. Semua  orang  berdoa. Satu pesawat yang tidak menangis sedih bisa dihitung dengan jari. Jarinya orang banyak karena penumpangnya juga banyak 😂. Saya mulai berpikir, apa  gara-gara kebanyakan makan ikan di Manado kita akan gantian dimakan ikan?

Akhirnya pilot dan teknisi turun ke bagian roda pesawat  dan berusaha memperbaiki. Alhamdulillah ternyata bisa. Tetapi waktu wisudanya kan sudah lewat  Karena tidak jadi ikut wisuda akhirnya staf saya yang  diwisuda. Ia mewakili saya. Saya jadi olok-olok teman Itu tahun  98.

Tahun 99 menterinya pak Yuwono. Beliau satu-satunya Menteri yang kasih materi di Lemhanas. Saya diminta menjawab semua pertanyaan beliau. Semua peserta 50% lebih dari kepolisian dan militer. Mereka memperolok-olok saya karena saya yang ditanya-tanya.

Selanjutnya saya pernah diajak Sesdirjen ke  Belanda, Inggris, dan  Mesir. Karena sudah sampai di Mesir, kami disarankan  Umrah Abidin. Umrah yang dilakukan orang dalam sebuah perjalanan. Kami setuju.

Staf Kedubes Mesir  memang kreatif. Persyaratan umrah seperti visa dan lain-lain segera diurus. Syaratnya nama jamaah umroh  harus tiga kata. Akhirnya dicari cara kreatif. Nama saya kan Baidhowi. Hanya satu kata. Jadi harus dijadikan tiga kata. Nama saya menjadi  menjadi Doktor Andus Baidhowi. 

Teman saya Drs. Nasihin, SH gelarnya dipisah. Di Visa tertulis Nasihin Sarjana Hukum. Saat di kantor imigrasi teman saya  dipanggil saudara Sarjana Hukum. Dia bingung, namanya berubah sama sekali. Demikian juga nama saya akhirnya dipanggil saudara Andus. Semua jadi lucu-lucuan.


*KLASIFIKASI LITERASI*

Kemudian masalah literasi. Tadi kan kita bicara literasi. Itu bukan literasi bahasa saja,  tetapi juga termasuk literasi yang lainnya. Sehingga kalau kita bicara literasi di sini ini secara umum pengertiannya selalu seperti ini. 

Kemudian klasifikasi literasi.  Apa itu klasifikasi dari literasi?  Itu termasuk literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, kemudian literasi budaya dan kewarganegaraan. Jadi inilah literasi literasi yang perlu kita pahami bersama, bukan hanya bahasa saja. 

 Literasi bahasa di Indonesia sudah sangat bagus. Jadi orang kita itu minat bacanya tinggi. Pak Anies pernah mengatakan, minat baca di Indonesia tinggi sekali tetapi daya bahasanya adalah bahasa yang kurang. Kita memiliki minat tinggi dalam membaca WA contohnya.  Jadi kalau sudah membaca WA minat orang kita tinggi sekali tapi kalau baca buku itu ngantuk dan tidak sempat. Nah inilah yang harus kita rubah. Itu masalah juga gitu loh.  Bagaimana kita itu bisa punya cara untuk meningkatkan literasi.

*PENGALAMAN BERLITERASI*

Nah, saya punya pengalaman juga tentang berliterasi. Terutama yang berhubungan dengan membaca. Bagi saya masalah yang berhubungan dengan membaca buku itu bukan hanya me lngantuk, membaca buku itu  waktunya juga  nggak cukup. Pengalaman ini saya ambil dari kejadian saat saya kuliah S1 dan S2 saya.   Saat itu saya juga baru belajar jadi sekretaris Dirjen. Tetapi pada saat yang sama saya harus kuliah. Kuliah saya itu sore hari, sedangkan kuliahnya itu di Salemba. Jarak kantor dari Jl Salemba Raya itu cukup jauh.  Bisa dimaklumi bawah tidak cukup 1 jam kalau saya ke sana dan saya masih harus belajar. 

Sebagai sekretaris banyak pekerjaan yang harus mendadak-mendadak saya selesaikan. Tapi saya teruskan aja. Saya  banyak mencuri waktu, jadi saya bukan pegawai yang baik karena  mencuri waktu.  Tapi ya  Alhamdulillah kan, begitu ada izinnya mencuri waktu untuk belajar lagi. 

Tetapi walaupun bisa kuliah, saya waktu  kuliah  setiap harinya datangnya paling  lambat. Saya datang paling akhir yang di situ. Ya udah capek sekali. Jadi waktu kuliah saya  lebih banyak tidur saja.  Ketika  ujian  saya merasa  materi-materi  kemarin yang di bagikan itu ada di mana saya  tak tahu. Saya enggak pernah dikasih materi jadi ya begitulah.

 Maaf aja, di antara temen-temen saya mungkin gak ada yang seperti saya.  Sudah  orang tua, datangnya paling belakang dan duduknya di belakang. Selama kuliah saya juga  ngantuk melulu.  Begitu ujian ya memang dikerjain,  setelah dikerjain saya tidak bisa terlalu berharap dengan hasilnya.

Dulu kan belum ada laptop. Kuliah   tahun 96 gitu ya masih banyak manualnya. Yang namanya dosen, persentasi itu pakai  OHP. Foto kopi presentasinya  selalu dibagi  oleh dosen secara unik. Karena yang ikut kuliah itu 20, dia membagi fotokopian setiap hari itu hanya 15.  Jadi 5 mahasiswa yang datang terakhir pasti tidak dapat.

 Kalau  sudah  begitu itu saya  pasti nggak dapat.  Ya saya juga merasa nggak papa. Saya  nggak ada pikiran yang macem-macem. Yang  penting saya belajar buku yang banyak. Materi  kuliah yang dari kemarin ada kok, tapi kan nggak punya duit,  nggak bisa apa-apa gitu. 

Itu yang berlangsung selama semester 1.  Begitu ujian semesteran,  dari 6 mata kuliah itu, saya  tidak ada yang lulus satupun.  Saya ditanya, Pak gimana Pak? Saya jawab, siap Pak. Alhamdulillah.  Alhamdulillah Nggak lulus 😂.

 Menyikapi  kondisi itu  saya mencari solusi. Saya harus lulus tes semester kedua. Saya izin pak Deden. 

"Pak, kantor saya jangan di situ. Saya  mbok dikasih tempat di Senayan," kata saya.   Akhirnya saya bikin di Senayan. Itu saya buat ruangan kecil dan di situ saya  kumpulkan teman-teman saya. 

"Yuk kita belajar kelompok," kata saya. Belajar kelompok itu banyak manfaatnya.  Jadi ya gak cuma tempat saja yang kita perlukan.   Masih ada yang harus  cari modal sedikit lah untuk beli buku-buku.   Temen-temen yang terutama  dosen-dosen dari luar Jawa biasa  kumpul-kumpul di ruangan saya dan dengan begitu saya bisa  belajar sambil  kerja.  

Ini bisa dimaklumi karena waktu itu kan belum belum otonomi.  Setiap hari itu banyak PAK yang harus saya tanda tangan.  Minimal sehari saya menanda tangani berkas tertinggi setengah meter.  Berkas-berkas itu harus saya  tanda tangani tiap hari. Bahkan  di mobil saya juga harus tanda tangani karena terbatasnya waktu. Nggak tahu bener atau tidak, kalau  sudah diparaf oleh Kabag-kabag saya berkas  itu   ya saya teken.😁 

Nah di situ dengan cara kerja kelompok dan belajar kelompok alhamdulillah hasil semester kedua nggak ada yang nilainya C. Jadi  adanya kerja kelompok membantu memecahkan masalah  kita. Di situ kita bersama  harus mencari solusi bagaimana supaya masalah ini itu bisa diselesaikan. Dan alhamdulillah, walaupun sambil kerja, sambil ini itu, saya bisa selesai kuliah time, tepat waktu,  walaupun hampir tidak wisuda.

*PENGALAMAN LITERASI BACA*

Kembali tentang saat kuliah dulu dan tentang pengalaman literasi baca pada saat itu.  Ketika kita tidak sempat membaca,  apa dan bagaimana yang kita bisa lakukan? Ya kebetulan caranya kita belajar kelompok. Belajar kelompok ada kita siapkan dengan apa tuh white board electric.  Dengan white board elektrik itu apa yang  ditulis di situ sangat membantu sekali. Dan belajar itu tidak semua buku dibaca  oleh setiap orang. Semua itu adalah  satu strategi untuk menguasai kompetensi substansi.  

Yang kedua, semua literatur dalam bahasa Inggris. Mungkin kita yang bahasa Inggrisnya bagus tidak masalah, tapi bagi saya isi buku itu  nggak jelas semua. Akhirnya apa, dengan kerja kelompok itu beban menjadi lebih ringan.  Untuk menguasai satu buku, satu orang wajib membaca 1 bab.  Tetapi dari masing-masing setelah paham harus persentasi.

Bahkan  babnya itu kemudian dibukukan dan malah bisa  jadi buku bagus.  Dan itu ternyata sangat membantu sekali. Karena ketika di bangku  kuliah di UI, jawaban untuk soal dari Profesor itu harus ada tiga  macam, yaitu  secara teori, kemudian empirisnya dan analisanya.

Jadi  bagaimana menjawab satu  soal itu ada teorinya, bagaimana empirisnya, bagaimana analisisnya. Bagaimana kalau kita tidak punya literatur yang kuat? Tentu akan repot. Kita harus nyari apa lagi penilaian yang dilakukan oleh dosen kita cari akhirnya kita ketemu Oh jawaban itu adalah empiris dan analisis. 

Jadi jawaban yang diberikan merupakan hasil dari ketajaman penguasaan teori, pemilikan pengalaman empiris, dan kemampuan menganalisis permasalahan.   Ternyata itu  adalah yang kemudian disebut cara  berpikir kritis abad 21.

Di sini kemudian sampai pada apa yang dimaksud dengan literasi numerasi, literasi sains, dan sebagainya. Saya kira ini punya suatu kekhususan sendiri-sendiri di dalam sini.  Ini masalah bahasa kemudian bagaimana itu penguasaannya indikator-indikator yang di miliki itu apa saja.

Kemudian ini masalah literasi numerasi (melihat presentasi). Literasi numerasi itu apa saja? Kemudian literasi sains yang ini merupakan suatu keputusan kebutuhan yang sangat mendasar. pekan ini disama penguatan terhadap kompetensi mereka juga. Kemudian ada literasi digital yang sangat mendukung terhadap program-program yang ada sekarang. 

*LITERASI DIGITAL DAN EDUMU*

Nah, tentang literasi digital. Kebetulan saya dipercaya menjadi ketua Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah di PP Muhammadiyah.  Saya sedang mengembangkan  literasi digital sehingga saya membuat suatu program EDUMU (Edukasi Digital Muhammadiyah) di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Saya kemarin jalan-jalan ke Indramayu, ke Cirebon, ke beberapa kabupaten, untuk kita memperkenalkan digitalisasi.  Saat ini di dalam suatu pembelajaran itu kita menggunakan teknologi  digital yang sudah banyak dipakai oleh
Muhammadiyah dan bisa dipakai untuk memajukan pendidikan pada.
 
Dengan piranti teknologi  saat ini kita bisa memantau  masalah karakter. Pendidikan karakter bisa dipantau dari digitalisasi. Misalkan saja anak itu datang ke sekolah, kemudian orang tua bisa  memantau lokasi anaknya itu sudah ada di sekolah. Itu karena di sekolah sudah  dipasang  alatnya. Begitu anak itu datang,   Ibunya sudah bisa  melihat posisi anaknya kalau buka HP. Oh anak saya sudah sampai di sekolah. Kemudian kalau anaknya itu sedang posisinya dimana, bisa dibantu dari HP ibunya. Jadi ini yang penting dengan desentralisasi pendidikan ini.

Kita  disini orang kan banyak belajar tentang pendidikan, misalnya  kita ke  negara yang maju di Finlandia. Di Finlandia itu kan maju karena mberdayakan  peran  Tri pusat pendidikan atau apa lah di sini.  Dalam pembelajaran IPA mereka memadukan antara orang tua, guru, dan murid yang bisa dibantu dengan digitalisasi. ini ini yang yang sedang dikembangkan di sini dan mudah-mudahan ini udah jalan sekarang.

Teknologi ini sudah ada sekolah-sekolah Muhammadiyah.  Yang sudah masuk itu sekitar hampir 100  sekolah. Ada yang SMA dan SMK, ada yang piloting dari murid yang dan lain-lain.  Memang saya tidak akan memaksa dan tapi yang begini ini bukan untuk kita ketahui saja, tapi bagaimana kita itu mempraktekkannya. Jadi Bapak Ibu juga bisa suatu saat itu melakukan suatu digitalisasi dalam kegiatan pelatihan-pelatihan yang ada.

 Sekarang ini banyak saya ikuti kebijakan dari Kementerian pun juga mengarahnya kepada digitalisasi sehingga perannya  bisa memanfaatkan di sana sini untuk peningkatan mutu pembelajaran.  Lalu ada yang namanya literasi financial.  Ini tentang masalah keuangan yang harus dijadikan indikatornya.  Lalu ada literasi budaya dan kewargaan. 

*HOTS DAN DIGITALISASI*

Oke, yang berikutnya itu adalah masalah kompetensi. Kaitanya USBN yang HOTS.  Kalau kita ikuti TV yang isinya siaran pak Menteri dan apa yang dilakukan di televisi,  muncul beberapa kritik terhadap pendidikan. Sebagai contoh, kemarin itu juga ada kritik dari Menteri Keuangan Sri Mulyani.  Kritik bahwa sertifikasi guru itu tidak punya  dampak terhadap mutu pendidikan. Sudah menghabiskan uang puluhan triliun setiap  tahun tapi mutu pendidikan tidak berubah juga. Di wilayah kerjanya memang orang keuangan itu harus punya apa  perhitungan yang seperti itu. Perubahan  itu mang tidak seperti orang membalik tangan saja.  Ini adalah tantangan untuk kita semua. Bagaimana dengan sertifikasi itu bisa meningkatkan potensi ekonomi yang menjadi tantangan kita semua. 

Jadi perlu dicari solusi.  Di sisi lain juga ada kritik-kritik yang diajukan menteri kaitanya dengan pelaksanaan UN. Bahwa UN banyak kelemahan sehingga harus ditiadakan.  Itu tuntutan dari dulu dan sekarang UN itu tinggal namanya. Ini  karena UN yang semula untuk menentukan kelulusan sekarang  tidak berpengaruh untuk kelulusan.  Tapi masih dengan nama UN itu.  Orang ada yang tidak suka juga gitu, padahal ya lo tidak menentukan lulus itu. Sebenarnya juga itu untuk mempertahan saja tapi yang berkaitan dengan lulusan adalah ujian-ujian sekolah karena mata pelajaran tidak semuanya UN. 

Bahwa dengan UN itu seolah-olah ada yang  menjadi mata pelajaran favorit yang lainnya tidak favorit. Maka untuk menyeimbangkan itu yang menentukan kelulusan adalah ujian USBN  (Ujian  Sekolah  Berstandar Nasional). Itulah ujian ujian standar.

Jadi harus ada pada lupa jadi ini  yang yang banyak diisi oleh  yang di media-media itu tahu siapa Menteri makan di sini dengan USBN  untuk menyeimbangkan antara UN   dan non UN . Dan USBN itu masih banyak kekurangan.  Bahwa sekarang  diperbaiki dengan bantuan  Ujian Nasional berbasis komputer untuk mengurangi kecurangan kecurangan yang ada.  Itulah yang harus dilakukan. 

Apa sebabnya tujuan-tujuannya itu pendidikan membantu kelahiran membantu untuk meningkatkan kompetensinya tapi ya banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi yang harus diberi nilai 5 salah penilaian pendidikan sejarah masalah penilaian pendidikan dalam K13 itu sudah banyak solusi 

Ya, sudah banyak cara untuk melakukan penyederhanaan pekerjaan, sehingga dengan penilaian ini, apalagi kalau penilaian ini nanti dengan digitalisasi, itu akan lebih mempermudah juga. Karena yang saya lihat di beberapa sekolah kalau sudah menggunakan digitalisasi biasa tidak tahu sistemnya yang mereka bisa membangun sistem untuk melakukan penilaian digital sehingga bisa mempermudah. 

Saya ketika melakukan penilaian mahasiswa  juga menggunakan penilaian itu tidak hanya hasil ujian saja. Saya melakukan penilaian mahasiswa yaitu melalui empat nilai yang saya pakai. Pertama adalah masalah disiplin. Disiplin kehadiran mahasiswa kalau saya tidak bisa  terpisah dari penilaian karakter mereka.  Disiplin  sebagai acuan baik buruknya nilai akhir mereka. 

Kemudian  yang kedua, yang saya lakukan untuk para mahasiswa itu adalah di dalam mengikuti kuliah-kuliah itu saya berikan bonus kalau mereka itu banyak berdiskusi. Jadi,  mahasiswa saya minta persentasi dan  kita langsung berdiskusi.  Maka saya tidak selalu mengajar dan menjelaskan secara teoritis. 

Secara keseluruhan saya hanya memberikan kunci-kunci tertentu. Mahasiswa saya minta untuk presentasi presentasi terus diskusi-diskusi.  Di situ saya melakukan penilaian.  Saya mempunyai  tabel manual khusus untuk penilaian. Sesampai di rumah saya tinggal  memasukkan isinya  ke dalam tabel di laptop. 

Yang ketiga, mahasiswa itu saya suruh bikin  ringkasan mata kuliah (RMK). Jadi mereka sebelum datang itu harus mengumpulkan RMK. Bentuknya  tidak dalam  hardcopy tapi softcopy yang hasilnya   di upload  ke web yang saya bikin, sehingga RMK mereka itu saya baca dari situ.  

Dan di situ banyak yang lucu. Jika  mahasiswa itu copy paste dari temennya akan langsung terdeteksi.  Alatnya   sekarang ada  namanya Turnitin. Dari situ akan ketahuan  ada similaritas yang bisa diduga merupakan hasil  copy paste. Ya udah, kita lihat aja hasilnya dengan di serahkan pada mesin yang memang dibuat untuk mendeteksi plagiarisme itu. 

Dan yang keempat adalah  penilaian dari hasil ujian. Bagian keempat ini tentu memegang peranan  penting dari keempat sumber penilaian yang saya gunakan.   Tapi ini bukan berdiri sendiri karena ada tiga yang lain sebagai pelengkap.

*TENTANG UJI KEMIRIPAN*

Dalam  masalah  penilaian yang kaitannya dengan tulisan-tulisan sebagaimana dengan RMK,  dalam berbagai kesempatan, tetutama ketika ada lomba tingkat nasional,  yang  perlu diketahui adalah tentang uji kemiripan karya tulis. Ini berhubungan erat dengan  plagiasi. 
Hal seperti ini sering terjadi dalam lomba di kementerian Dikbud. 

Saya masih ingat temen-temen yang dilibatkan, dilihat dari beberapa kegiatan yang sering kita ketemu. Bahwa di dalam penilaian itu selalu dilindungi oleh juri dulu baru diuji kemiripannya. Pernah  yang baru diuji ternyata presentasinya bagus, tapi kok hasilnya jelek. Jadi kemiripannya itu tinggi. Itulah itu penyebabnya sehingga akhirnya dia gugur. 

Dari situ  disepakati bahwa pemenang 1 itu similaritasnya maksimal 20%.  Kalau juara 2, 3 itu bisa sampai 40%. Itu dua tahun yang lalu. Tahun ini maksimalnya 30% untuk menjadi juara. Oleh karena itu saya punya pengalaman juga dari bapak-bapak peserta.  Nilai pada bidang tertentu  bagus-bagus, tapi tidak bisa jadi juara. Tulisannya bagus, persentasi bagus, diskusinya bagus, tapi linearitasnya tinggi.   

Itu terjadi di suatu kota.  Setelah saya tanya, saya minta untuk kita telusuri, kok bisa begitu. Ternyata karena  kehati-hatian untuk peserta lomba itu, sebelum dikirim ke pusat di dia cekkan dulu keasliannya  itu ke suatu lembaga. Dia bawa karyanya itu ke ke perguruan tinggi. Ketika itu hasil tulisannya lolos tes tetapi bekasnya  tidak dihapus secara online. Tulisannya  masih terpampang  di situs itu.  Begitu ikut lomba dan tulisannya dibawa ke  Jakarta, lalu dicek ternyata duplikasinya tinggi 

Maka Bapak Ibu, perlu disampaikan pada temen-temen guru dan kepala sekolah, kalau mau ikut lomba saat mengecek kemiripan dengan suatu alat, datanya jangan   disimpan dalam bentuk artikel yang diupload di web secara online. Walaupun nilai  kemiripannya  rendah tapi jangan disimpan di situ. Bahasa teknologinya nggak tahu ya. Jangan disimpan di situ,  sehingga tidak terdeteksi dalam similaritas yang akan datang.  

Bila sekali tidak terdeteksi lalu  di simpan online, nanti akan  muncul similaritas itu. Dan itu tidak ada perikemanusiaan.   Mesin dalam sistem ini kan tidak ada peri kemanusiaan, yaitu bahwa walaupun ibu aku sendiri di situ udah langsung menunjukkan adanya jelek. Jadi mengecek itu bagus, tetapi supaya tidak disimpan online dalam tempat kerja itu.  Itu adalah masalah penilaian yang terkait dengan ini. 

Kemudian standar kompetensi lulusan ini sudah banyak.  Hal ini masalah UN, USBN, US dan UN, Ujian sekolah dan sebagainya (melihat slide presentasi).

Kemudian tentang penyusunan soal. Penyusunan soal itu yang penting dalam penyusunan soal itu harus mempertimbangkan tingkat kesulitannya. Soalnya itu ada tidak semuanya?  Yang sederajat, sulit, ada tingkat rendah, ada sedang dan ada yang sulit. Berapa persen guru kena masalah ini masalah penilaian gajiannya dengan tulisan tulisan dalam berbagai kesempatan terpisah ada lomba tingkat nasional itu kan perlu diketahui. 


*PEMBELAJARAN HOTS *

 Taksonomi Bloom itu dari tahun berapa 70-an, lalu  tahun 80-an dan 90-an itu sudah mulai diperkenalkan,  adanya perubahan perubahan paradigma dalam pembelajaran. Dan  sekarang yang sedang meningkat adalah berpikir tingkat tinggi.  Ini  dilihat dari berbagai perubahan paradigma yang ada. Nah ini, dari Taksonomi Bloom,  ini yang menjadi acuan tentang HOTS itu higher order thinking skills.  

Kemudian tentang perubahan paradigma yang selama ini ada.  Kalau kita berpikir tinggi itu, kalau kita menanya pada siswa akan menjadi apa, kalau lulus akan menjadi apa, itu hanya pikiran yang pasti bisa jatuh bekerja.  Tapi yang harus kita meminta terdepan begitu lulus itu mereja akan bikin apa. Nah, inilah pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong untuk itu.  

Kemudian  urutan-urutan dalam berpikir tingkat tinggi,   tapi kalau kita lihat dalam ringkasan dari ini semua mengerjakan taksonomi ini saya lewati aja (Lihat slide).  Nanti bisa dipelajari urutan dari pola pikir ini.  Jadi strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir tinggi dari yang sederhana sampai yang paling tinggi. 

Di sini dalam berpikir sederhana yaitu sejak membuat peta konsep. Membuat peta konsepnya dulu, setelah itu membuat tugasnya. Mengajukan pertanyaan, kemudian menyusun  itu buku harian atau jurnal pembelajaran.  Kemudian pembelajaran kolaboratif berbasis web menggunakan analisis, kemudian eksperimen berbasis ini. Ada menggunakan metode proyek latihan-latihan dan pemecahan masalah.

 Jadi berpikir tingkat tinggi itu dari merumuskan konsep itu sampai pada pemecahan masalah. Itu yang yang perlu kita biasakan kepada kita.  Semua peta konsep,  yaitu dan contoh membuat peta konsep dari yang lainnya itu dari satu di macem-macem akhirnya ada induknya.  Di sana dari peta konsep yang ada itu kalau secara teori ada penilaian-penilaiannya. Penilaian tentang peta konsep itu dari ini kalau kita melakukan penelitian. 

Penelitian juga seperti itu. Bahwa semua  instrumen yang kita bikin itu dari instrumen yang mudah sampai instrumen yang sulit.  Ini adalah contoh saja tentang  penilaian kualitatif yang bisa dibuat untuk melatih bagaimana kita berpikir kritis.

Ketika kita bicara masalah berpikir tingkat tinggi, dari yang sederhana  sampai yang tinggi itu levelnya,  dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Itulah yang  kita sudah banyak dilakukan, tetapi karena ini ngetren, sekarang lain lah. 

Yang perlu kita ketahui, ketika kita  belajar tidak hanya untuk mengingat, tapi belajar itu sampai memaham, pasti bisa menerapkan, bisa menganalisis, mengevaluasi dan bisa menciptakan apa yang dipelajari itu.  Itulah tahapan-tahapan Taksonomi Bloom dalam  pengambilan suatu keputusan dalam  berbagai kegiatan.  

Sejak mengingat, belajar itu dari mengingat.  Kemudian yang kedua memahami.  Dengan memahami, apa yang dipahami mereka itu adalah ilmu-ilmu yang ada. Kemudian yang ketiga yaitu menerapkan apa yang harus diterapkan di dalam pembelajaran. 

Misalnya mengetrapkan dalam hal uang yang diterima untuk untuk apa. Uang itu  digunakan untuk yang prioritas atau tidak, itu dalam menerapkan hasil itu kemudian menganalisis.    Penggunaan uang itu bisa dianalisis. Bagaimana uang itu pemanfaatannya.  Pembelanjaan itu akan dipakai untuk barang yang betul-betul bermanfaat atau sekedar untuk menghabiskan uang saja. Ini dalam menganalisisnya. 

Kemudian mengevaluasi. Ini mengevaluasi dari hasil yang dikerjakan pada pemanfaatan dari hasil itu karena apa saja. Inilah evaluasi yang harus dilakukan. Sampai yang terakhir, mereka itu bisa membuat atau creating sehingga  ada produknya.
 
Anak belajar itu bukan untuk menjadi apa, tapi anak belajar itu akan membuat apa hasilnya, sehingga dia betul-betul  lebih produktif. Itulah yang sekarang ini sedang banyak di diskusikan.  Tentang waktu itu yang perlu kita perkenalkan dan perlu kita perhatikan dalam kehidupan sehari hari ini. 


*KECAKAPAN ABAD 21*

Demikian pula sama-sama tentang keterampilan, tingkatan-tingkatan pelaksanaan keterampilan dalam pembelajaran sebagai poin dari tercapainya kecakapan abad 21 itu apabila sekolah itu mampu meningkatkan mutu layanan dan memberikan tips. Memberikan tips karena sekolah bisa diberi  kepercayaan.  Bahwa dengan pendidikan yang dilakukan  di sekolah itu masyarakat percaya  kepada sekolah sehingga dia dan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah itu.  

Semakin banyak sekolah itu punya integritas, punya kemampuan, artinya anak yang disekolahkan betul-betul mereka itu punya kompetensi yang baik, kompetensi yang tinggi, dia bisa membangun kepribadian yang baik sehingga sekolah itu bisa menghasilkan anak-anak yang berkepribadian baik.  Karena dengan pendidikan karakter yang efektif, peningkatan kompetensi sikap yang dilakukan sekolah  maka akan dihasilkan siswa dengan berkepribadian yang baik. Jadi dengan menyekolahkan anak di  sekolah itu akan dapat  banyak memberikan solusi. Tidak justru membangun masalah baru lagi. Itulah yang dilakukan sekolah. 

Demikian Terima kasih atas  waktunya. Sudah lebih dari 1 jam. 

Terakhir,  assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh


========================[
Jakarta, 11 07 2018 pukul 09.00 WIB hotel Ambhara blok M.  Ditulis dengan metode Menemu Baling, menulis dengan mulut dan membaca dengan Telinga.

RPP, Silabus, Prota, Prosem, KKM, Pemetaan SK KD Revisi 2017


Indahnya Berbagi,, Bapak Ibu guru tingkat SMP yang membutuhkan RPP K13 Revisi 2017 silahkan klik beberapa tautan dibawah.. di dalamnya terdapat RPP, Silabus, Prota, Prosem, KKM, Pemetaan SK KD, Cover. 

RPP Bahasa indonesia kelas 7
RPP Bahasa indonesia kelas 8
RPP Matematika kelas 7
RPP Matematika kelas 8
RPP IPA 7
RPP IPA 8
RPP IPS 7
RPP IPS 8
RPP B. Ingris 7
RPP B. Ingris 8
RPP PPKN 7
RPP PPKN 8
RPP PAI 7
RPP PAI 8
RPP PJOK 7
RPP PJOK 8
RPP Prakarya 7
RPP Prakarya 8
Silahkan Unduh dan jangan lupa bagikan atau share ke rekan-rekan anda siapa tau bermanfaat.

Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2006 (KTSP) SD/MI Lengkap



Pada Tahun 2017 Sebagian Sekolah sudah Menerapkan Kurikulum 2013 tetapi masih ada sebagian Sekolah yang masih menggunakan Kurikulum 2006 ( KTSP) , Untuk Membantu Para guru SD/MI kami bagikan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2006 ( KTSP ) SD/MI Lengkap pada link – link berikut ini :
Perangkat Mapel PAI : http://bit.ly/KTSP_Kur2006_PAI
Perangkat Mapel PJOK : http://bit.ly/KTSP_Kur2006_PJOK
Perangkat Mapel Bahasa Inggris : http://bit.ly/KTSP_kur2006_BahasaInggris
Perangkat Mapel SBK : http://bit.ly/KTSP_Kur2006_SBK

Juklak dan Materi MPLS 2018 - 2019 SD, SMP, SMA dan SMK

Memasuki Tahun Pelajaran 2018 - 2019 , Sebagaimana Diketahui 3 ( Tiga ) Hari Pada Permulaan Masuk Sekolah Diwajibkan Untuk Melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS )  Dahulu orang menyebutnya Masa Orientasi Siswa (MOS), namun Setelah Terbitnya Permendikbud 18 tahun 2016  lalu pemerintah mengubah nama tersebut menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Berikut Kami Rangkumkan Juklak dan Materi MPLS 2018 - 2019 meliputi :

1⃣. Petunjuk Pelaksanaan MPLS
2⃣. Silabus Pelaksanaan MPLS
3⃣. Formulir Pelaksanaan MPLS
4⃣. Kegiatan Pelaksanaan MPLS
5⃣. Materi MPLS Wawasan Wiyata Mandala
6⃣. Materi MPLS Kepramukaan
7⃣. Materi MPLS Kesadaran Berbangsa dan bernegara
8⃣. Materi MPLS Belajar Efektif
9⃣. Materi MPLS Pendidikan Karakter
🔟. Materi MPLS Tata Krama Siswa
1⃣1⃣. Materi MPLS Pengenalan Kurikulum 2013
1⃣2⃣. Materi MPLS Pembinaan Mental

Semuanya Bisa Diunduh Pada Link Dibawah ini :


Demikianlah tadi beberapa ulasan singkat mengenai Masa Pengenalan Lingkungan 2018/2019 yang dapat diberikan kepada peserta didik baru.
Semoga Bermanfaat


*Silahkan Kunjungi Link Lainnya* 

1⃣. Buku Guru dan Siswa SD , SMP , SMA , SMK Revisi 2018 : 

2⃣. Perangkat Pembelajaran SD , SMP , SMA , SMK Lengkap Tapel 2018 - 2019 : 

3⃣  Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018 - 2019 Seluruh Indonesia : 

4⃣ Permendikbud Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Juknis BOS SD SMP SMA SMK : 

5⃣ Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 Tentang PPDB TK SD SMP SMA SMK : 

6⃣ Juknis Penulisan Ijazah SD, SMP, SMA,SMK, SDLB,SMPLB, SMALB, SPK dan Paket A, B, C Tahun Ajaran 2017/2018 : 

Jika Bermanfaat Silahkan Bantu Bagikan 
Terimakasih

Tuesday, July 10, 2018

MEDIAGURU DAN PERPUSTAKAAN KEMDIKBUD GELAR DISKUSI KOMUNITAS PENCINTA BUKU

Catatan Mohammad Ihsan,
Pemimpin Umum MediaGuru, CEO Gurusiana.

MediaGuru bekerja sama dengan Perpustakaan Kemdikbud akan menggelar Diskusi Komunitas Pencinta Buku, 18 Agustus mendatang. Bertempat di Gedung Perpustakaan Kemdikbud, acara ini siap menampilkan enam guru penulis terbaik alumni pelatihan Sagusabu MediaGuru yang telah sukses menerbitkan buku.

Selain bertujuan menumbuhkan budaya membaca, acara ini digagas untuk meng-upgrade kemampuan guru penulis MediaGuru menjadi narasumber tingkat nasional. Harapannya, mereka bisa berperan aktif menjadi motor penggiat literasi di daerahnya masing-masing. 

Acara ini terbuka untuk umum dan bisa diikuti secara gratis. Calon peserta bisa mendaftarkan diri ke panitia melalui SMS/WA, selama kuota peserta tersedia. Daftar peserta yang resmi terdaftar akan diumumkan secara berkala di Grup Facebook Media Guru Indonesia. 

Mengingat keterbatasan jumlah kuota, pendaftar diharapkan hanyalah calon peserta yang memang serius ingin menghadiri kegiatan ini. 

Selama acara juga akan diadakan bazar buku karya para narasumber. Peserta diskusi berkesempatan mendapatkan koleksi buku dengan tanda tangan penulisnya langsung. 

Peserta juga bebas membaca ribuan koleksi buku terbitan Pustaka MediaGuru yang telah terpajang di rak-rak buku Perpustakaan Kemdikbud. 

Semoga kegiatan yang bertujuan membesarkan Gerakan Nasional Satu Guru Satu Buku (Sagusabu) yang diluncurkan Dirjen GTK Kemdikbud akhir 2016 ini bisa melahirkan lebih banyak guru penulis di Indonesia. 

Surabaya, 11 Juli 2018

Monday, July 9, 2018

Program Mengajar Bahasa Indonesia di Australia Barat untuk Lulusan S1

Bagi kamu lulusan S1 jurusan pendidikan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, ada program menarik yang bisa kamu ikuti berikut ini. Balai Bahasa Indonesia Perth bekerjasama dengan Konsulat Jenderal RI di Perth dan Departemen Pendidikan Australia Barat saat ini kembali menyelenggarakan Language Assistant Program (LAP) 2019 bagi putra-putri Indonesia. Nantinya akan dipilih empat kandidat yang akan membantu mengajar bahasa Indonesia di sekolah yang ada di Australia Barat. 

Language Assistant Program akan dilaksanakan selama satu tahun, dari Januari hingga Desember 2019. Peserta akan mendapatkan gaji dari Departemen Pendidikan Australia senilai AU$1400 (sekitar Rp 14,7juta) setiap dua minggu sekali.

PERSYARATAN:
1. Berusia maksimal 31 tahun per tanggal 31 Desember 2019 sesuai dengan ketentuan visa khusus imigrasi Australia.

2. Telah menyelesaikan studi Sarjana (S1) dari jurusan pendidikan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

3. Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik (lisan maupun tulisan) dibuktikan dengan skor IELTS minimal 6.5 atau TOEFL minimal 600 atau setara.

4. Bersedia untuk melakukan wawancara via telepon atau secara online selama proses seleksi (jika dibutuhkan).

5. Melakukan pemeriksaan kesehatan pada institusi yang ditunjuk (apabila terpilih).

6. Siap dan bersedia ditempatkan di lokasi mana saja di wilayah Australia Barat.

CARA MENDAFTAR:
Informasi pendaftaran dapat dibuka pada link berikut:


DEADLINE: 23 JULI 2018

Bagikan informasi ini pada teman-temanmu yang membutuhkan.

Download buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah

Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan *KMNU E-Library* yang bebas diakses oleh siapapun:

Aswaja

E-Book NU

Kitab-Kitab Nusantara

Kitab-Kitab Fikih

Kitab-Kitab Tafsir

Kitab-Kitab Hadits

Kitab-Kitab Nahwu Shorof

Kitab-Kitab Tarikh

Kitab-Kitab Maulid ar-Rasul

Kitab-Kitab Tashowwuf

Kitab-Kitab Tauhid

Nadzoman

Kitab-Kitab Karya Imam Ghozali

Kitab-Kitab Karya Abuya Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki



*Mohon bantuannya membagikan pesan ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi diri kita dan orang-orang yang membutuhkan nya  selamat mutalaah / membaca semoga jadi pahala ..

Call for Paper

2018 SEAMEO-Japan Education for Sustainable Development (ESD) Award, with the theme of "Applying Local Wisdom for Environmental Conservation" are officialy announced.
.
.
We  invite all public and private schools, vocational and technical schools (certificate level) in 11 SEAMEO Member countries to submit information about their respective school's activities/programmes relating to the theme.
.
.
Details of the award and guidelines are available in www.seameo.org
Last day for submission :  3 September 2018.
.
.
For more information please contact Ms Piyapa Su-angavatin via seameojapan.award@seameo.orgpiyapa@seameo.org or by phone : +66 (0) 2391 0144.

Sunday, July 8, 2018

Merebut Tafsir: Mamah Dedeh dan Islam Nusantara.

Lies marcoes

Barusan saya berargumentasi dengan salah seorang kerabat di wag keluarga tentang Islam Nusantara yang dimatanya Islam yang campur aduk, tak jelas batas mana yang Islam mana yang budaya. Saya menyanggahnya. Tapi ya sudah lah, otak salaf memang beku, baginya, Islam tak pernah bergerak melintasi ruang dan waktu berakulturasi dengan wilayah yang dilaluinya bahkan dengan era penjajahan dan membentuk " Agama Islam".  Islam itu baginya beku di era Rasulullah. Meskipun herannya dia hidup di Nusantara yang Islamnya jelas Islam Nusantara, wong makannya juga masih nasi, berzakatnya juga dengan beras. 
 
Belakangan, salah satu pemicu penolakan pada gagasan Islam Nusantara dikemukakan oleh penceramah perempuan Mamah Dedeh.  Meskipun dia telah meminta maaf utamanya kepada kalangan Nahdliyin saya merasa perlu untuk memberi argumentasi lain sebagai perempuan dengan perspektif perempuan. 
Mamah Dedeh bisa menjadi mubalighat, ceramah di depan umum yang jamaahnya perempuan dan laki-laki, bisa bicara di TV dan suaranya tak dianggap aurat, itu karena ia berada dan menganut islam Nusantara. 
Islam Nusantara adalah Islam yang memberi ruang kepada perempuan dan keragaman. Bayangkan, (mengutip Gus Dur yang mengemukakannya pertama kali) hanya di Indonesia perempuan bisa jadi hakim agama. Itu karena awal mulanya IAIN membuka pintu kepada santri-santri putri lulusan pesantren untuk lanjut kuliah di Fakultas Syariah. Ketika itu menteri agamanya, Ayahanda beliau, KH Wahid Hasyim,  Perempuan menjadi hakim itu barang terlarang di negara negara Islam lain atau di sumbernya. 

Islam Nusantara adalah Islam yang memberi ruang kepada keragaman budaya  yang kemudian diserap oleh nilai-nilai Islam. Islam Nusantaran  adalah islam yang beradaptasi dengan  budaya agraris, budaya sungai, budaya  urban, budaya pesisir dan budaya pedalaman.  Budaya Islam adalah budaya yang menghargai alam yang subur karenanya kita menabur kembang di kuburan, membuat ketupat saat idul fitri, membuat opor dan redang dari kelapa, bukan dari kurma, dan menyelenggarakan shalat di tanah lapang. Pelaku-pelaku budaya itu, adalah orang seperti Mamah Dedeh juga,  umumnya  perempuan.

Budaya (Islam) Nusantara adalah budaya yang memberi ruang kepada perempuan mendirikan organisasi khusus perempuan membahas kebutuhannya sendiri, karenanya lahir Aisyiyah dan Muslimat/Fatayat. Karena Islam Nusantara maka  ada Majelis taklim kaum Ibu, berbondong-bondong pakai baju warna warni, pakai bedak dan lisptik,minyak wangi dan  pakai aneka jilbab dan hijab dengan pernak penik asesorisnya. Budaya Nusantara adalah budaya yang mebolehkan orang kayak Mamah Dedeh cewawakan, ketawa bahkan terbahak-bahak di depan kaum lelaki, di depan publik! Masih mau Islam salafi Islam Arab? saya sih ogah !


PERLUNYA MENGUKUHKAN KEMBALI ISLAM NUSANTARA

Oleh : Shuniyya Ruhama
Pengajar Ponpes Tahfidzul Quran Al Istiqomah Weleri-Kendal

Sebenarnya, tanpa disebutkan sekalipun, kita semua yang ada di wilayah Kepulauan Nusantara memiliki kekhususan KARAKTERISTIK dalam menjalankan syariat Islam. Memiliki CARA yang berbeda dengan wilayah lainnya.

Dalam lintasan sejarah Islam di Nusantara pada awalnya dikembangkan oleh Para Wali Songo sehingga diterima oleh mayoritas masyarakat. Islam yang dikembangkan di Nusantara adalah Islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah menurut pemahaman Imam Al Asy'arie dan Imam Al Maturidi..  Menggunakan metodologi madzhab Syafi'ie..  Menggunakan tasawuf berkiblat pada Imam Al Ghozali, Imam Al Junaidi, Imam Hasan As Syadzili, Syaikh 'Abdul Qodir Al Jailani, dll.  

Ketika masuk abad modern, ditandai dengan runtuhnya Dinasti Turki Utsmani sebagai pemimpin tertinggi umat Islam sedunia, maka Ulama bersepakat mendirikan Jam'iyyah Muslimin yang diberi nama Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. 

Nahdlatul Ulama atau NU sebenarnya "hanyalah" wadah spiritual umat Islam supaya tidak tercerai berai. Dalam perkembangannya, ternyata NU tidak hanya berperan sebagai wadah spiritual belaka, melainkan juga turut mengukuhkan identitas kebangsaan sehingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ikut mendirikan, memperjuangkan, mempertahankan dan aktif dalam era pembangunan hingga saat ini.

Faham Ahlus Sunnah wal Jama'ah atau disingkat Aswaja begitu dipegang teguh oleh para Ulama NU. Hingga era 1980-an,  hampir tidak ada klaim ada kelompok yang tegas mengakui Aswaja sebagai akidah, kecuali NU (dan hanya beberapa organisasi lokal lainnya). 

Yang terjadi adalah mereka membully NU sebagai pemecah belah umat. Karena Islam hanyalah satu yakni Islam rahmatan lil alamin. Tidak ada Islam Aswaja. Aswaja hanyalah bualan ulama NU karena tidak ada dalilnya.

Begitu mereka melek, membuka kitab-kitab Hadits yang muktabar lagi shohih, maka di sana dijumpai bahwa Islam akan terpecah menjadi 73 golongan dan yang mendapat pertolongan Gusti Allah SWT adalah Aswaja.

Maka berbondong-bondonglah pengakuan bahwa kelompok mereka sebagai Aswaja datang seperti air bah. Lalu tiba-tiba seakan ingin membalikkan kenyataan, bahwa merekalah Aswaja sejati, sedangkan NU bukan Aswaja tapi ahli bid'ah lagi sesat. 

Menghadapi hal ini, maka Ulama NU tidak tinggal diam. Aswaja telah diklaim oleh banyak sekali organisasi atau golongan Islam yang semula tidak kita ketahui bagaimana mereka. Karena Aswaja sudah tidak menjadi kekhususan lagi, maka identitas keNU-an ditempelkan sebagai identitas tambahan. Jadilah pada masa itu kita kenal istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah An Nahdliyyah.

Keusilan sebagian dari golongan di luar NU ternyata tidak berhenti sampai di sini. Dihembuskanlah berbagai fitnah kepada tokoh-tokoh dan ulama NU dengan berbagai tudingan keji. Mulai dari sematan gelar  liberal, syiah, komunis, antek Yahudi dan sejenisnya, yang intinya hendak menelanjangi seakan-akan NU yang ada saat ini telah menyimpang dari ajaran yang telah digariskan oleh para pendiri NU pada generasi awalnya.

Sejak saat itulah muncul NU dengan bergaris-garis sebagai tambahan di belakangnya. Untuk merespons keusilan ini, maka kemudian dicetuskanlah ide Islam Nusantara sebagai sebuah gagasan brilian.

Mengapa? Sebab, oleh sebagian kalangan yang menghendaki Islam secara kaffah, Islam yang murni, Islam yang kembali ke Quran dan Sunnah, masih banyak anggapan bahwa budaya lokal adalah bagian dari budaya jahiliyah, masih mengandung unsur syirik, tahayul, gugon tuhon, dan sejenis itu sehingga harus dihabisi, harus dimusnahkan.

Istilah Nusantara disematkan sebagai sebuah identitas kekhususan tentu merupakan sebuah tamparan telak. Mengapa? Sebab, kata "Nusantara" tidak mungkin bisa dicontoh, lebih-lebih diklaim lagi oleh mereka.

Sehingga mereka menjadi kaget dan langkahnya terhenti. Kena skakmat. Mati kutu. Lalu, reaksinya kita bisa melihat dengan sangat gamblang. Mencaci maki dan memfitnah istilah ini dengan membuat definisi secara sepihak yang bertolak belakang dari yang aslinya dan menyebarkan secara massiv supaya kaum Muslimin di Indonesia menolak istilah Islam Nusantara.

Inilah tugas kita saat ini. Bersama-sama menjelaskan kepada masyarakat makna dan tujuan dari Islam Nusantara itu sendiri.  Islam Nusantara telah diterima oleh seluruh jumhuriyah Ulama sedunia dan telah dijadikan sebagai referensi khusus. Saatnya Islam khas Indonesia ini memimpin dunia. 

Salam cinta Islam Nusantara. Salam cinta NKRI...

Saturday, July 7, 2018

Info Dapodik GTK di Play Store

Bagi para guru, untuk memudahkan pengecekan dapodik yang biasanya melalui info GTK, sekarang pusat telah membuat aplikasi di play store handphone bapak/ibu sekalian. Silakan download *info guru 2018* yg ada di play store. 

Cara penggunaannya sgt mudah, bapak/ibu tinggal memasukkan no NUPTK dan tgl lahir, lalu data dapodik bapak/ibu dapat dilihat semua disitu. Saldo sertifikasi juga dpt dilihat disitu (bagi yg telah sertifikasi). Silakan dicoba!!!

Terima kasih.

Tuesday, July 3, 2018

Cara Membuat Cek List Syarat Pemberkasan Caleg 2019

Cara membuat cek list syarat pemberkasan caleg 


CHECK LIST

BERKAS PENCALEGAN

PARTAI ............................................

 

Nama               : ..................................

Dapil               : ............................

No

Berkas

Hard file

Soft file

Paraf

Keterangan

1

Fotocopy KTP Elektronik

 

 

KTP, Akte lahir, KK

2

FC Ijazah terakhir dilegalisir oleh instansi yang berwenang

 

 

Ijazah SMA, S1, S2

3

Fotocopy Kartu Tanda Anggota (KTA)  

 

 

 

4

Surat Keterangan Sehat Badan (Jasmani)

 

 

 

5

Surat Keterangan Sehat Jiwa (Rohani)

 

 

 

6

Surat Keterangan Bebas Narkoba

 

 

 

7

Tanda Bukti Telah Terdaftar Sebagai Pemilih (KPU)

 

 

 

8

SKCK

 

 

 

9

Surat Keterangan Pengadilan Tidak Pernah Terpidana 

 

 

 

10

Formulir Pendaftaran Caleg 2019

 

 

 

11

Pakta Integritas

 

 

 

12

Curriculum Vitae

 

 

 

13

Pas Foto 4x6 (2 buah)

 

 

 

 

Telah diterima berkas di atas sebagai kelengkapan berkas calon legislatif (caleg) Partai ......

   Pengirim,                                                                                                            Penerima

 

Sismanto                                                                                                         ..........................